Saturday, January 12, 2008

MAHASISWA UNTUK SEBUAH CITA-CITA

Peran Mahasiswa dalam Kompetesi Global


MAHASISWA, sekilas kata ini bagi sebagian orang terdengar biasa saja tapi untuk sebagian yang lain kata ini menjadi kata yang istimewa. Tiap tahun puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang berebut untuk mendapatkan gelar “mahasiswa”. Kebanyakan orang terlena setelah mendapatkan title itu, mereka hanyut dalam euforia, tenggelam dalam lautan pujian, tersesat dalam hutan kebanggaan. Perasaan itu tak luput sempat merangsak masuk ke taman hatiku. Namun, siapakah sebenarnya mahasiswa? apa saja perannya? Dan sederet pertanyaan lain yang selama ini jawabannya terlihat semu.

MAHASISWA : ARSITEK PERUBAHAN

Sudah menjadi rahasia umum bahwa berbagai perubahan dalam potongan sejarah negeri ini maupun negeri-negeri yang lain adalah buah karya mahasiswa. Sebagai contoh, bagaimana para mahasiswa menginisiasi lahirnya “Sumpah Pemuda” yang kemudian termanifestasikan menjadi hari paling bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Kenapa mahasiswa? Mahasiswa adalah elemen yang paling pantas dan tepat menjadi arsitek perubahan, elemen yang nantinya bakal menata taman Indonesia (yang sekarang mengalami kegersangan).

Mahasiswa mempunyai potensi yang besar untuk mengadakan perubahan. Mahasiswa sebagai segmen pemuda yang tercerahkan karena memiliki kemampuan intelektual. Mahasiswa dikaruniai kemampuan menganalisis dan berpikir logis sehingga mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu, mahasiswa juga memiliki beberapa karakter positif, yaitu idealisme dan energik. Idealisme berarti (seharusnya) mahasiswa belum terkotori oleh “noda kepentingan pribadi” dan belum terbebani oleh beban sejarah serta beban posisi. Artinya mahasiswa bebas menentukan keputusan ataupun tindakan yang menurutnya baik untuk kemajuan bangsa. Energik artinya mahasiswa siap sedia melaksanakan “kewajiban” atas idealisme atau ideology yang dianutnya manakala dia sudah meyakini kebenarannya.

Perubahan pasti terjadi, tidak ada yang kekal, yang kekal adalah perubahan itu sendiri. Begitu juga dengan kondisi bangsa Indonesia pasti mengalami perubahan. Justru akan menyalahi sunatulloh kalau di dunia ini tidak ada perubahan. Hadits Rosululloh SAW mengatakan “Barang siapa yang hari ini lebih baik daripada kemarin maka termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin maka termasuk orang merugi. Barang siapa hari ini lebih jelek dari kemarin maka termasuk orang yang celaka.” Oleh karena itu, mahasiswa sebagai arsitek perubahan sangat diharapkan mampu menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Diharapkan mahasiswa berperan aktif mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik.

Setelah membangkainya zaman orde lama dan lenyapnya rezim orde baru, kini lahir masa reformasi yang diusung oleh mahasiswa. Dalam khasanah ilmu politik sendiri, masa ini disebut sebagai masa transisi dari rezim otoritarianisme ke sebuah pembentukan rezim yang lebih demokratis. Sebuah masa yang menurut Guillermo O’Donnell (1986) dipenuhi oleh ketidakpastian, karena peluang untuk kembali mundur ke kutub otoritarianisme sama besarnya dengan peluang maju ke kutub demokrasi. Namun, yakinlah bahwa kemenangan pasti dipergilirkan oleh Alloh SWT. Suatu saat nanti Indonesia pasti menjadi negara yang maju, makmur dan sejahtera.

PERAN MAHASISWA

Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik dimana dalam catatan sejarah selalu menjadi garda terdepan dan motor penggerak perubahan. Sayang sekali, di negeri ini hanya sedikit sekali yang mampu mengenyam pendidikan di perguruan tinggi alias menyandang embel-embel “mahasiswa”. Hal ini disebabkan oleh banyak factor diantaranya kemiskinan, mahalnya biaya pendidikan, korupsi dan lain lain. Di sinilah mahasiswa dituntut menjalankan 4 peran yang diharapkan dapat mengubah kondisi di atas.

1. Peran Moral

Mahasiswa diharapkan mampu memberi contoh atau keteladanan kepada masyarakat tentang cara berpikir dan bertindak yang logis dan benar. Apabila mahasiswa hanya belajar terus tanpa mau berinteraksi dengan masyarakat, ia hanya akan menjadi orang pandai yang “terasing” dan menyalahgunakan peran yang diembannya. Apabila mahasiswa hanya berorganisasi dengan mengabaikan akademik, berarti ia telah melupakan substansi utama sebagai mahasiswa. Apalagi kalau hanya pacaran, hura-hura, dan main kesana-kemari, niscaya kemajuan Indonesia hanya menjadi angan belaka.

2. Peran Sosial

Mahasiswa seharusnya tersentuh dengan kondisi ummat yang boleh dibilang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, di sepanjang jalan kota-kota besar, banyak pengamen dan pengemis yang notabene mereka adalah anak-anak kecil. Mereka seharusnya ada di kelas untuk belajar, mereka seharusnya ada di taman untuk bermain, atau di tempat layaknya anak kecil pada umumnya. Namun, saat usia mereka masih terbilang sangat muda, mereka harus mangkal di lampu merah, di kolong jembatan untuk mengais rizki. Perlakuan kasar dan penghinaan tak jarang menghiasi perjuangan mereka untuk mendapatkan sesuap nasi dan seteguk minum. Mereka terjebak dalam lingkaran setan “kemiskinan”, ditambah lagi system yang tidak mendukung mereka keluar darinya. Di sinilah salah satu peran mahasiswa --dengan kapasitasnya masing-masing-- untuk memberantas kemiskinan bukan mengentaskannya.

3. Peran Akademik

Peran inlah yang membedakan mahasiswa dengan komunitas lain. Peran ini menjadi symbol dan miniature kesuksesan kita dalam mnejaga dan mengembangkan kemampuan diri kita. Sesibuk apapun mahasiswa baik dengan urusan organisasi, bisnis ataupun lainnya, tidak ada alasan untuk mengabaikan urusan akademik. Sebagai mahasiswa tugas utama kita adalah belajar. Ilmu yang didapat dapat menjadi sarana untuk merubah atau memperbarui keadaan bangsa menjadi lebih baik.

Orang tua pasti menginginkan anaknya sukses di kampus, yang parameter umumnya adalah kesuksesan akademik. Sebagai anak yang berbakti pada orang tua pastilah kita ingin mewujudkan keinginan mereka. Apabila memang akademik kita jeblok maka janganlah putus asa. Ibarat nasi terlanjur jadi bubur maka janganlah dibuang tapi dibuatkan saja “bubur ayam special”. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka bangkitlah dan carilah alternative solusi agar masa depan kita tetap cerah, dan yang terpenting bisa sukses dunia akhirat.

4. Peran Politik

Akan salah kaprah ketika orang mengatakan bahwa mahasiswa tidak mempunyai peran politik. Walaupun memang ini merupakan peran yang paling berbahaya karena mahasiswa berfungsi sebagai group penekan bagi pemerintah yang zalim. Mahasiswa adalah kekuatan yang ditakuti oleh pemerintah yang zalim. Jika seluruh mahasiswa bersatu, kekuatannya laksana ombak mahadahsyat yang siap menerjang dan menghancurkan karang-karang kezaliman pemerintah. Kita bisa melihat potongan sejarah negeri ini, ketika mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia bersatu dan berhasil menggulingkan rezim orde baru tahun 1998.

Oleh karena itulah, kita sebagai mahasiswa sudah semestinya ikut ambil bagian sebagai arsitek perubahan mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil, makmur, sejahtera lahir dan batin yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Orang yang mati untuk orang lain, ia akan dikenang sebagai orang yang besar. Sebaliknya orang yang mati untuk dirinya sendiri, ia hanya akan menjadi orang yang kerdil.

Referensi dari internet dan buku “Dari Gerakan Ke Negara” karya M. Anis Matta


Nur Ahmadi -- Etoser 06 BDG

13206125

Program Studi Teknik Elektro

Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI)

Institut Teknologi Bandung

No comments: